Langsung ke konten utama

Visi Kebesaran Pemuda

Sayyid Qutb rahimahullah pernah berkata, "Seseorang yang mati dalam keadaan hanya memikirkan dirinya sendiri maka dia mati dalam keadaan kerdil. Sebaliknya, orang yang besar adalah orang yang mati memikirkan masalah umatnya."

Isyarat kebesaran itu harus disambut hangat oleh pemuda.
Sudah saatnya pemuda memikirkan hal-hal besar. Pemuda tidak boleh lagi dibuat galau oleh hal remeh temeh.

Anak muda yang dibuat gundah oleh soal kecil dan remeh temeh itu tidaklah menjadikannya orang besar. PR kita adalah mulai belajar memikirkan perkara besar, tentang umat dan bangsa ini.

Salahuddin Al-Ayyubi memikirkan bagaimana membebaskan Palestina.
Muhammad Al-Fatih memikirkan bagaimana menembus dan menaklukan Konstantinopel.
Soekarno memikirkan bagaimana membebaskan Indonesia dari penjajahan.

Mereka semua dicatat oleh sejarah dengan tinta emas bahwa mereka adalah orang besar. Karena apa? Karena hidupnya mereka wakafkan untuk orang banyak, hidupnya berkah karena memberi manfaat terhadap sesama. Tidak untuk dirinya semata-mata.

Sebab itu, kita sebagai pemuda perlu segera menyelesaikan persoalan pribadi agar mampu memikirkan dan turut serta dalam kerja-kerja besar masalah keummatan.

Orang bijak pernah berkata, "Pemuda hari ini adalah pemimpin esok hari."

Hari esok adalah panggung bagi pemuda hari ini. Besar kecilnya perubahan yang dapat ditorehkan adalah sebesar apa pikiran pemudanya hari ini.

Jika pikiran pemuda hari ini hanya urusan rendah dan tak penting, jangan berharap pemuda itu yang jadi pemimpin hari esok. Jangan pernah.

Memang benar, hari esok adalah milik pemuda. Namun, pertanyaannya kemudian, pemuda seperti apakah yang akan dipinang oleh zaman? Kitakah?

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Islam, Pemuda dan Perubahan Sosial

NARASI.ORG – Dalam kehidupan, menuju ke arah yang lebih baik adalah suatu keniscayaan tiap individu. Islam dan pemudanya tentu tak lepas dari peran mengantarkan diri dan lingkungannya ke arah tersebut. Berbicara tentang perubahan sosial ada syarat dan prasyarat yang harus terpenuhi untuk mencapai apa kemudian kita sebut sebagai kemenangan. Kemenangan itu ada syarat-syaratnya dan kekakalahan itu ada sebab-sebabnya. Untuk itu, sebelum kita melangkah pada proses menjalani kemenangan, sebaiknya kita mengetahui syarat-syarat yang harus kita penuhi. Nah, syarat apa saja yang perlu ada untuk sebuah kemenangan, karena kita semua menginginkannya apapun bentuknya, simak beberapa syarat berikut: 1. Panduan Yang Jelas Berbicara kemenangan, kita tak akan lepas dari yang namanya panduan. Ibarat kesuksesan kita butuh panduan sukses sebelum kesuksesan itu datang. Panduan yang dimaksud di sini adalah Islam sebagai agama sekaligus panduan dalam segala hal. Kenapa Islam? Karena ...

Mudik: Pelajaran untuk Mereka yang Ingin Bahagia!

Percayakah kita bahwa sebenarnya manusia yang hidup di dunia ini dengan semua dinamika kehidupan yang dijalaninya hanya menginginkan kebahagiaan. Tua-muda, laki-perempuan, orang desa-orang kota, pejabat-rakyat, kaya-miskin, semuanya menginginkan satu hal yang sama: bahagia. Tidak lebih tidak kurang. Untuk itu, tulisan ini saya persembahkan kepada mereka yang serius menginginkan kebahagiaan dalam hidupnya. Kita akan sama-sama belajar bagaimana berbahagia bercermin dari peristiwa mudik. Mudik adalah di antara pelajaran hidup yang tak akan habis dihikmati oleh orang-orang yang ingin mengambil pelajaran. Di antara hikmah yang mungkin paling sering kita dengarkan adalah soal bagaimana menyiapkan bekal hidup menghadapi kehidupan setelah kematian (akhirat). Untuk itu, tulisan ini tidak akan mengulangi bahasan yang sama. Tulisan ini akan coba memotret mudik dari sudut pandang kebahagiaan. Bagaimana mudik menjadi  sebuah pelajaran untuk kita yang selalu mengupayakan kebahagiaan ...

Anak Muda Palsu?

Opini ini saya tuliskan dalam laman media sosial pribadi ketika selesai menonton film "Anak Muda Palsu" yang diperankan oleh influencer anak muda Kota Makassar Tuming-Abu. Selamat membaca! Industri perfilman adalah salah satu yang perkembangannya sangat pesat, khususnya di era industri 4.0 sekarang ini. Di samping itu, ketika kita bicara soal kebangkitan bangsa tak pernah lepas dari motivasi yang diproduksi oleh bangsa itu sendiri. Banyak hal yang dapat membangkitkan semangat kontribusi tersebut, salah satunya lewat film.  Melalui film, kita dapat menyampaikan pesan persuasif bahwa kita menginginkan kebangkitan. Lihat, anak kecil saat ini lebih mengenal artis dan atau tokoh fiksi seperti Spiderman, Ironman, dll.  Tidak sedikit di antara mereka ketika ditanyai tentang cita-cita mau menjadi seperti tokoh fiksi tersebut. Mau jadi Spiderman. Mau jadi Ironman. Kenapa? Karena tokoh fiksi itu berhasil menawarkan sesuatu. Sekarang, bagaimana jika hal tersebut mampu kita ...