Langsung ke konten utama

Postingan

Menampilkan postingan dari Oktober, 2022

Kisah Pembisik Raja yang Menginspirasi

Pagi ini secara tidak sengaja saya membaca kisah dua kelompok (elit) yang mengitari pemimpinnya. Kisah antara kelompok elit Nabi Sulaiman dan kelompok elit Ratu Balqis. Kisah ini ada dalam surah An-Naml. Di sana diceritakan, mula-mula Sulaiman mengirimkan surat kepada Ratu Balqis untuk memeluk ajaran "Islam" setelah mendapat kabar dari "intelijennya" bahwa ia menyembah matahari. Balqis yang mendapat surat tersebut seketika mengumpulkan elitnya untuk meminta pandangan mereka mengenai isi surat tersebut.  Apa respon elit Balqis? Kita ini kaum yang punya kekuatan dan keberanian (dalam bertempur), keputusan berada di tanganmu, kata mereka. Tapi Balqis justru punya pandangan berbeda dengan elitnya, ia paham bahwa Raja-raja itu kalau memasuki (menaklukkan) suatu wilayah akan membinasakan dan membuat penduduknya yang semula mulia menjadi hina. Dan itu yang diprediksi Balqis akan terjadi jika Sulaiman dan bala tentaranya memasuki wilayah mereka. Maka Balqis pun

Jika Pemuda Mengabaikan Budaya Ilmu

Umat Islam dan bangsa Indonesia tidak mungkin akan menjadi umat dan bangsa yang besar jika mengabaikan tradisi ilmu.  Jika budaya santai. Budaya hedonis. Budaya jalan pintas terus dikembangkan. Hanyalah mimpi saja bangsa Indonesia akan menjadi bangsa besar yang disegani dunia. Sejarah telah mencatat bahwa kebangkitan senantiasa ditandai dengan bangkitnya budaya ilmu dan budaya pengorbanan. Kunci kebangkitan ada pada ilmu pengetahuan. Imam Syafi'i berkata, siapa yang menginginkan dunia harus dengan ilmu, siapa yang menginginkan akhirat harus dengan ilmu, dan siapa yang menginginkan keduanya harus pula dengan ilmu. Oleh karena itu, setiap ingin memulai aktivitas belajar atau ilmu kita dianjurkan berdoa agar ditambahkan oleh Allah swt ilmu. Lebih dari itu, kita meminta ilmu yang bermanfaat. Bagi saya, anjuran tersebut bukan sekadar doa agar ilmu kita ditambahkan dan kita dijauhkan dari kebodohan. Tapi, ini adalah doa kebesaran. Permohonan menjadi besar dengan ilmu pengetah

Setitik Asa untuk Rumah Peradaban

Generasi elit pendobrak zaman dan segenap karya gemilang lahir dari "rumah". Generasi elit (awal) Islam lahir dari Rumah sahabat bernama Arqam bin Abil Arqam. Rasulullah menjadikan rumah tersebut sebagai pusat dakwah dan tarbiyah. Dari rumah (darul) tersebut lahirlah pemuda-pemuda pembela dakwah Rasulullah yang menegakkan nilai dan syiar Islam tanpa gentar. Dari rumah itulah mereka merancang strategi dan siasat dakwah menghadapi kafir Quraisy hingga akhir fase sirriyah setelah Umar bin Khattab masuk Islam. Demikian juga dalam konteks Indonesia, tokoh besar revolusi Soekarno lahir dari rumah, Rumah Haji Oemar Said (HOS) Tjokroaminoto. Bersama Soekarno juga lahir tokoh lainnya seperti Semaun dan Kartosuwirjo dari rumah itu. Tidak salah jika Tjokroaminoto digelari Guru Bangsa sebab dari rumahnya dan didikannya lahir pemikir besar bangsa Indonesia. Soekarno dengan Nasakom-nya, Semaun dengan Komunisme-nya dan Kartosuwirjo dengan Islam-nya. Hari ini kita resmikan Sekret