Langsung ke konten utama

Postingan

Menampilkan postingan dari Mei, 2023

PANCASILA: SEBUAH REFLEKSI UNTUK BELAJAR BERSATU

Ketika kita terdera tragedi, kemiskinan, kelaparan, dan penindasan, kita selalu menyoal dua hal : konspirasi musuh dan lemahnya solidaritas atau persatuan kita. Kaki tangan musuh seakan merambah setiap masalah yang menimpa kita. Dan kita seolah tak sanggup membendung itu karena persatuan kita lemah. Dalam momentum 1 Juni ini, mari sejenak kita menyoal persatuan kita dari sisi lain. Tentu banyak faktor yang dapat mempersatukan kita: keyakinan, sejarah, bangsa dan bahasa. Tapi semua faktor ini tidak berfungsi efektif menyatukan kita. Sementara itu, ada banyak faktor yang mengoyak persatuan kita. Misalnya, kebodohan, fanatik kelompok, ambisi, dan konspirasi dari pihak luar. Mungkin itu yang sering kita dengar setiap kali menyoroti soal persatuan. Tapi di sisi lain, sebenarnya yang mempersatukan kita adalah "suasana jiwa" yang sama. Mungkin ini kelihatannya remeh temeh tapi, demikianlah bahwa persatuan itu adalah refleksi dari suasana jiwa kita. Ia bukan sekadar soal

Aldi Taher Potret Wajah Politisi Tanah Air

Pendaftaran Bakal Calon Legislatif (Bacaleg) resmi telah dilangsungkan sejak 1 Mei 2023 kemarin dan ditutup pada tanggal 14 Mei 2023. Wajah Bacaleg pun di sana-sini bermunculan dengan ragam bentuk. Ada yang menyosialisasikan dirinya lewat metode lama seperti spanduk, baliho dan sejenisnya. Juga ada yang tampil dengan metode lebih kekinian yaitu lewat media sosial. Bacaleg yang muncul pun berasal dari beragam latar belakang pendidikan, profesi, budaya dan agama. Yang menarik, belakangan pentas politik nasional kita dipenuhi wajah-wajah selebriti kawakan yang saban hari menghibur masyarakat lewat program TV yang dibawakannya. Denny Cagur, Opie Kumis, Ramzi, Najri dan sederet nama lainnya adalah nama-nama Bacaleg yang diketahui telah didaftarkan lewat partai yang dipilihnya ke KPU untuk ikut serta berkontestasi di Pemilu 2024 mendatang. Ini tentu tidak begitu mengagetkan buat sebagian orang. Pasalnya selebriti yang terkenal sudah barang pasti punya popularitas yang tinggi dan

Neoimperialisme; Penjajahan Tanpa Menjajah

Hard times create strong men, strong men create good times, good times create weak men, weak men create hard times.  Masa krisis melahirkan manusia kuat, manusia kuat menciptakan kejayaan, kejayaan melahirkan manusia lemah, manusia lemah menciptakan krisis. Perkataan di atas tentu sangat populer di telinga kita. Khususnya yang sering membaca dan mengkaji isu-isu perubahan sosial. Termasuk soal peradaban. Qoute ini menjelaskan bahwa masa sulit atau krisis itu akan melahirkan manusia kuat karena tanpa kehidupan akan selesai. Manusia kuatlah yang menciptakan kejayaan. Tapi, kejayaan itu apabila tidak disikapi dengan bijaksana akan mengantarkan pada krisis dengan lahirnya manusia lemah. Seketika saya teringat ucapan salah seorang teman ketika berdiskusi soal kondisi Indonesia. "Sepertinya bagus kalau kita dijajah kembali," ujarnya spontan setengah bercanda. Menurutnya, generasi founding father and mother Indonesia adalah manusia kuat karena memang kondisi mengharuskan