Langsung ke konten utama

Kompetisi Telah Usai, Ayo Balik ke Barak!

Pemilihan Umum (Pemilu) 2024 telah usai dilaksanakan. Kita sisa menunggu hasil keputusan resmi dari penyelenggara pemilu (KPU). Apapun hasilnya semoga itu yang terbaik.

Sedikitnya dua tiga bulan lamanya kita mengikuti dinamika politik tanah air ini. Mulai dari menjagokan kandidat tertentu hingga sesekali ikut membicarakan kekurangan kandidat lainnya. Tidak ada yang salah di situ. Semuanya adalah bagian dari proses kita berdemokrasi. Atau ikut memeriahkan pesta rakyat ini.

Hari ini kita sudah bisa menebak siapa pemenang dari kompetisi pemilu kali ini. Mungkin dukungan kita menang, mungkin juga kalah. Kalau menang tidak perlu membusungkan dada, demikian juga kalau kalah tidak perlu seolah dunia ini runtuh dan akan hancur. Mudah-mudahan bangsa kita selalu dijaga oleh Allah swt.

Hanya saja kalau saya boleh berbagi pandangan dan nasihat, saya ingin mengatakan tugas kita sebenarnya bukanlah menjadi pemilih dan pendukung semata. Tugas utama kita justru adalah menjadi pengawas bagi mereka. 

Sebagai pemilih dan pendukung tugas kita telah selesai. Tapi tugas utama kita sebagai pengawas itu tanggung jawab kita di hari-hari mendatang; Kompetisi hari ini telah usai. Mari kita kembali ke barak masing-masing.

Yang bertani ayo kembali ke kebun, bertani yang baik. Bangsa kita sedang menghadapi ujian pangan; Yang guru/dosen ayo kembali ke sekolah/kampus mengajar dengan baik. Bangsa kita menantikan lahirnya generasi-generasi cemerlang; Yang bisnis ayo kembali dagang/jualan yang baik. Jangan biarkan lagi bangsa kita hanya sebagai konsumen (pasar) dunia; Yang mahasiswa ayo belajar yang baik. Siapkan diri sebaik-baiknya. Bangsa ini menanti tangan hangatmu mengukir prestasi di langit Indonesia.

Yang lain juga begitu, ayo kembali ke barak masing-masing. Ayo fokus kembali mengurusi barak kita yang barangkali mulai rapuh diterpa angin. Mungkin juga karena kita teralihkan oleh kontestasi yang berlangsung sehingga baraknya tidak terurusi dengan baik.

Tapi ingat, besok dan hari-hari setelah ini kita semua mesti berkomitmen mengambil tanggung jawab mengawal (terutama mendoakan) kebijakan-kebijakan mereka. Jangan biarkan pemimpin kita melangkah ke tepi jurang tanpa peringatan.

Musuh-musuh kita kedepan bukan orang yang berseberangan dengan pilihan kita. Musuh kita adalah kemiskinan, stunting, anak putus sekolah, kebodohan, intoleransi, korupsi, ketidakpastian hukum, ancaman disintegrasi bangsa dan seterusnya. Ini musuh kita. Dan ini yang kita tagih dari pemimpin yang telah kita pilih.

Selamat kepada yang telah ikut memeriahkan pesta ini. Semoga kita semua belajar menjadi lebih baik dari semua peristiwa yang telah terjadi. Insyaallah, Indonesia semakin maju di tangan kita semua.

#Memenangkan2024
#IndonesiaMaju2045

Komentar

  1. Inilah demokrasi di Kalah kita bisa bijak melihat setiap Hasil apapun itu.

    Dengan menerimah segala hal untuk kita kawal bersama.

    BalasHapus

Posting Komentar

Postingan populer dari blog ini

Mudik: Pelajaran untuk Mereka yang Ingin Bahagia!

Percayakah kita bahwa sebenarnya manusia yang hidup di dunia ini dengan semua dinamika kehidupan yang dijalaninya hanya menginginkan kebahagiaan. Tua-muda, laki-perempuan, orang desa-orang kota, pejabat-rakyat, kaya-miskin, semuanya menginginkan satu hal yang sama: bahagia. Tidak lebih tidak kurang. Untuk itu, tulisan ini saya persembahkan kepada mereka yang serius menginginkan kebahagiaan dalam hidupnya. Kita akan sama-sama belajar bagaimana berbahagia bercermin dari peristiwa mudik. Mudik adalah di antara pelajaran hidup yang tak akan habis dihikmati oleh orang-orang yang ingin mengambil pelajaran. Di antara hikmah yang mungkin paling sering kita dengarkan adalah soal bagaimana menyiapkan bekal hidup menghadapi kehidupan setelah kematian (akhirat). Untuk itu, tulisan ini tidak akan mengulangi bahasan yang sama. Tulisan ini akan coba memotret mudik dari sudut pandang kebahagiaan. Bagaimana mudik menjadi  sebuah pelajaran untuk kita yang selalu mengupayakan kebahagiaan dala

Agar Bahagia Ber-KAMMI!

Persis tadi malam saya ngobrol dengan salah seorang kader KAMMI yang masih aktif. Soal kiprahnya saya tidak perlu ragukan. Paling tidak itu ditunjukkan dari keaktifan dan kontribusi positifnya selama ini. "Bagaimana pekerjaan di kantor," tanyaku kepada kader itu. Kader ini baru saja diterima bekerja. Memang masih fresh graduate. Masih seger. "Kata direkturnya: Alhamdulillah selama adek masuk bekerja di kantor ini kami merasa sangat terbantu. Hanya saja mungkin untuk bulan selanjutnya kami sudah tidak bisa memberikan insentif," jawab kader itu kepadaku. Kader itu menceritakan tentang dinamika kerjanya di kantor yang baru saja ia bekerja di sana. Ia menceritakan pesan-pesan direkturnya yang juga seorang mantan aktivis mahasiswa seperti dirinya. "Dunia kerja ini beda dengan dunia organisasi dek. Beda sekali. Dalam dunia kerja yang paling dibutuhkan adalah kemampuan adaptasi dan kemampuan belajar dengan cepat," kata direktur kader itu. "Banyak