Langsung ke konten utama

Karakteristik Muslim Berdaya

NARASI.ORG – Apa yang terbayang di benak anda ketika mendengar 'Karakteristik Muslim Berdaya'? Mungkin ada yang menjawab; karakteristik muslim itu tercermin pada orang yang rajin menjalankan Islam dari aspek ritual seperti shalat. Ada yang mengatakan karakteristik muslim itu terlihat dari sikap dermawan dan suka menolong orang lain atau aspek sosial. Mungkin ada juga yang berpendapat karakter muslim itu terlihat dari penampilan seseorang yang kalem dan baik hati.

Jawaban di atas hanyalah satu aspek saja dan masih banyak aspek lain yang harus melekat pada pribadi seorang muslim. Oleh karena itu standar pribadi muslim yang berdasarkan Alqurann dan Sunnah merupakan sesuatu yang harus dirumuskan, sehingga dapat menjadi panduan bagi pembentukan pribadi muslim lainnya.

Ada beberapa karakteristik yang harus dipenuhi seseorang sehingga ia dapat disebut berkepribadian muslim berdaya, yaitu :

1. Aqidah Yang Lurus (Salimul ‘Aqidah).
Dengan aqidah yang lurus, seorang muslim akan memiliki ikatan yang kuat kepada Allah Swt, dan tidak akan menyimpang dari jalan serta ketentuan-ketentuan-Nya. Dengan lurusnya aqidah, seorang muslim akan menyerahkan segala perbuatannya kepada Allah sebagaimana firman-Nya yang artinya : “Sesungguhnya shalatku, ibadahku, hidupku dan matiku, semua bagi Allah tuhan semesta alam”. (QS. al-An’aam [6]:162). 

2. Ibadah Yang Benar (Shahihul Ibadah). 
Dalam salah satu haditsnya, Rasullah Saw bersabda: “Shalatlah kamu sebagaimana melihat aku shalat”. Dari sini kita dapat menyimpulkan bahwa dalam melaksanakan setiap ibadah mesti mengikuti (ittiba’) kepada sunnah Rasul Saw yang berarti tidak boleh ditambah-tambahi ataupun dikurang-kurangi.

3. Akhlaknya Kokoh (Matinul Khuluq). 
Dengan akhlak yang mulia, manusia akan bahagia dalam hidupnya, baik di dunia apalagi di akhirat. Karena akhlak yang mulia begitu penting bagi umat manusia, maka salah satu tugas diutusnya Rasulullah Saw adalah untuk memperbaiki akhlak manusia, dimana beliau sendiri langsung mencontohkan kepada kita bagaimana keagungan akhlaknya sehingga diabadikan oleh Allah Swt di dalam Alquran sesuai firman-Nya yang artinya: “Dan sesungguhnya kamu benar-benar memiliki akhlak yang agung”. (QS. al-Qalam [68]:4).

4. Wawasannya Luas (Mutsaqqoful Fikri).
Salah satu sifat Rasulullah Saw adalah fatonah (cerdas). Alquran juga banyak mengungkap ayat-ayat yang merangsang manusia untuk berfikir. Di dalam Islam, tidak ada satupun perbuatan yang harus kita lakukan, kecuali harus dimulai dengan aktifitas berfikir. Karenanya seorang muslim harus memiliki wawasan keislaman dan keilmuan yang luas. Untuk mencapai wawasan yg luas maka manusia dituntut untuk mencari ilmu, seperti apa yg disabdakan beliau SAW : “Menuntut ilmu wajib hukumnya bagi setiap muslim."

5. Jasmaninya Kuat (Qowiyyul Jismi). 
Seorang muslim haruslah memiliki daya tahan tubuh sehingga dapat melaksanakan ajaran Islam secara optimal dengan fisiknya yang kuat. Shalat, puasa, zakat dan haji merupakan amalan di dalam Islam yang harus dilaksanakan dengan kondisi fisik yang sehat dan kuat. Apalagi berjihad di jalan Allah dan bentuk-bentuk perjuangan lainnya. Bahkan Rasulullah SAW menekankan pentingnya kekuatan jasmani seorang muslim seperti sabda beliau yang artinya: “Mukmin yang kuat lebih aku cintai daripada mukmin yang lemah”. (HR. Muslim).

6. Berjuang Melawan Hawa Nafsu (Mujahadatul Linafsihi).
Hal ini penting bagi seorang muslim karena setiap manusia memiliki kecenderungan pada yang baik dan yang buruk. Hawa nafsu yang ada pada setiap diri manusia harus diupayakan tunduk pada ajaran Islam. Rasulullah SAW bersabda yang artinya: “Tidak beriman seseorang dari kamu sehingga ia menjadikan hawa nafsunya mengikuti apa yang aku bawa (ajaran Islam)”. (HR. Hakim).

7. Pandai Menjaga Waktu (Harishun Ala Waqtihi).
Hal ini karena waktu mendapat perhatian yang begitu besar dari Allah dan Rasul-Nya. Allah SWT banyak bersumpah di dalam Alquran dengan menyebut nama waktu seperti wal fajri, wad dhuha, wal asri, wallaili dan seterusnya.Waktu merupakan sesuatu yang cepat berlalu dan tidak akan pernah kembali lagi. Oleh karena itu setiap muslim amat dituntut untuk disiplin mengelola waktunya dengan baik sehingga waktu berlalu dengan penggunaan yang efektif, tak ada yang sia-sia.

8. Teratur Dalam Urusannya (Munazhzhamun fi Syuunihi).
Profesionalisme termasuk kepribadian seorang muslim yang ditekankan oleh Alquran maupun sunnah. Dimana segala urusan mesti dikerjakan secara profesional. Apapun yang dikerjakan, profesionalisme selalu diperhatikan. Bersungguh-sungguh, bersemangat, berkorban, berkelanjutan dan berbasis ilmu pengetahuan merupakan hal-hal yang mesti mendapat perhatian serius dalam penunaian tugas-tugas.

9. Mandiri Finansial (Qodirun Alal Kasbi). 
Mampu secara finansial merupakan ciri lain yang harus ada pada diri seorang muslim. Ini merupakan sesuatu yang amat diperlukan.
Mempertahankan kebenaran dan berjuang menegakkannya bisa dilaksanakan manakala seseorang memiliki kemandirian terutama dari segi ekonomi. Tak sedikit seseorang mengorbankan prinsip yang telah dianutnya karena tidak memiliki kemandirian dari segi ekonomi.

10. Bermanfaat Bagi Orang Lain (Nafi’un Lighoirihi).
Manfaat yang dimaksud di sini adalah manfaat yang baik sehingga dimanapun dia berada, orang di sekitarnya merasakan keberadaannya. Jangan sampai keberadaan seorang muslim tidak menggenapkan dan ketiadaannya tidak mengganjilkan.

Ini berarti setiap muslim itu harus selalu mempersiapkan dirinya dan berupaya semaksimal untuk bisa bermanfaat dan mengambil peran yang baik dalam masyarakatnya. Rasulullah Saw bersabda yang artinya: “Sebaik-baik manusia adalah yang paling bermanfaat bagi orang lain”. (HR. Qudhy dari Jabir).
Untuk meraih kriteria Pribadi Muslim di atas membutuhkan mujahadah dan mulazamah atau kesungguhan dan kesinambungan. Allah swt berjanji akan memudahkan hamba-Nya yang bersungguh-sungguh meraih keridhoan-Nya. “Dan orang-orang yang berjihad untuk (mencari keridhaan) kami, benar- benar akan Kami tunjukkan kepada mereka jalan-jalan Kami. dan Sesungguhnya Allah benar-benar beserta orang-orang yang berbuat baik.” QS. Al Ankabut : 69.

WallahuA'lam Bis shawab.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Mudik: Pelajaran untuk Mereka yang Ingin Bahagia!

Percayakah kita bahwa sebenarnya manusia yang hidup di dunia ini dengan semua dinamika kehidupan yang dijalaninya hanya menginginkan kebahagiaan. Tua-muda, laki-perempuan, orang desa-orang kota, pejabat-rakyat, kaya-miskin, semuanya menginginkan satu hal yang sama: bahagia. Tidak lebih tidak kurang. Untuk itu, tulisan ini saya persembahkan kepada mereka yang serius menginginkan kebahagiaan dalam hidupnya. Kita akan sama-sama belajar bagaimana berbahagia bercermin dari peristiwa mudik. Mudik adalah di antara pelajaran hidup yang tak akan habis dihikmati oleh orang-orang yang ingin mengambil pelajaran. Di antara hikmah yang mungkin paling sering kita dengarkan adalah soal bagaimana menyiapkan bekal hidup menghadapi kehidupan setelah kematian (akhirat). Untuk itu, tulisan ini tidak akan mengulangi bahasan yang sama. Tulisan ini akan coba memotret mudik dari sudut pandang kebahagiaan. Bagaimana mudik menjadi  sebuah pelajaran untuk kita yang selalu mengupayakan kebahagiaan dala

Kompetisi Telah Usai, Ayo Balik ke Barak!

Pemilihan Umum (Pemilu) 2024 telah usai dilaksanakan. Kita sisa menunggu hasil keputusan resmi dari penyelenggara pemilu (KPU). Apapun hasilnya semoga itu yang terbaik. Sedikitnya dua tiga bulan lamanya kita mengikuti dinamika politik tanah air ini. Mulai dari menjagokan kandidat tertentu hingga sesekali ikut membicarakan kekurangan kandidat lainnya. Tidak ada yang salah di situ. Semuanya adalah bagian dari proses kita berdemokrasi. Atau ikut memeriahkan pesta rakyat ini. Hari ini kita sudah bisa menebak siapa pemenang dari kompetisi pemilu kali ini. Mungkin dukungan kita menang, mungkin juga kalah. Kalau menang tidak perlu membusungkan dada, demikian juga kalau kalah tidak perlu seolah dunia ini runtuh dan akan hancur. Mudah-mudahan bangsa kita selalu dijaga oleh Allah swt. Hanya saja kalau saya boleh berbagi pandangan dan nasihat, saya ingin mengatakan tugas kita sebenarnya bukanlah menjadi pemilih dan pendukung semata. Tugas utama kita justru adalah menjadi pengawas bagi

Agar Bahagia Ber-KAMMI!

Persis tadi malam saya ngobrol dengan salah seorang kader KAMMI yang masih aktif. Soal kiprahnya saya tidak perlu ragukan. Paling tidak itu ditunjukkan dari keaktifan dan kontribusi positifnya selama ini. "Bagaimana pekerjaan di kantor," tanyaku kepada kader itu. Kader ini baru saja diterima bekerja. Memang masih fresh graduate. Masih seger. "Kata direkturnya: Alhamdulillah selama adek masuk bekerja di kantor ini kami merasa sangat terbantu. Hanya saja mungkin untuk bulan selanjutnya kami sudah tidak bisa memberikan insentif," jawab kader itu kepadaku. Kader itu menceritakan tentang dinamika kerjanya di kantor yang baru saja ia bekerja di sana. Ia menceritakan pesan-pesan direkturnya yang juga seorang mantan aktivis mahasiswa seperti dirinya. "Dunia kerja ini beda dengan dunia organisasi dek. Beda sekali. Dalam dunia kerja yang paling dibutuhkan adalah kemampuan adaptasi dan kemampuan belajar dengan cepat," kata direktur kader itu. "Banyak